Minggu, 25 Desember 2016

MAXIMASI LABA BAGI PERUSAHAAN OLIGOPOLI

BAB I
PENDAHULUAN



1.1    Latar Belakang

Perusahaan merupakan perhimpunan individu yang mengoordinasikan diri mereka sendiri untuk  mengubah masukan menjadi keluaran. Individu yang berbeda akan menyediakan jenis masukan yang berbeda, seperti keterampilan dan berbagai peralatan modal, dengan harapan dapat memperoleh imbalan dari melakukan hal tersebut. Oleh karena itu, perusahaan diasumsikan memiliki tujuan utama yaitu memaksimumkan labanya. Perusahaan yang memaksimumkan laba adalah perusahaan yang memilih baik masukan maupun keluaran dengan tujuan tunggal untuk mencapai laba ekonomi maksimum, yaitu perusahaan menjadikan selisih antara pendapatan total dan biaya ekonomi total sebesar mungkin (Nicholson 1995). Agar tujuan suatu perusahaan tercapai, perusahaan tersebut harus mampu bersaing dengan perusahaan lain dalam suatu pasar. 
Masalah keputusan  setiap perusahaan dalam memaksimumkan laba adalah menentukan berapa jumlah barang yang tepat yang harus diproduksi sehingga laba ekonomi yang diperoleh optimum. Secara empiris, strategi yang digunakan perusahaan dalam menentukan jumlah barang yang diproduksi agar dapat bersaing di pasar perlu diperhitungkan karena memiliki kemungkinan untuk memengaruhi harga dan ekuilibrium pasar. Prinsip ekonomi mikro dalam area manajemen telah banyak memberi tuntunan dalam penentuan harga agar keuntungan maksimum (Misanam 2007).
Secara harfiah oligopoli berarti ada beberapa penjual dipasar. Pasar Oligopoli pada prinsipnya sama dengan pasar Duopoli, tetapi jumlah pengusaha atau penjual lebih dari dua orang, sehingga tindakan pengusaha yang satu akan mempengaruhi kebijaksanaan pengusaha yang lain[1]. Dalam pasar oligopoli di mana ada sedikit yang menjual barang yang sama, maka aksi penjual harus memerhatikan reaksi penjual lain[2].
Akibatnya, tindakan yang dilakukan oleh satu penjual dipasar ini dapat memberikan dampak yang besar pada keuntungan semua penjual lainnya. Dengan kata lain, perusahaan-perusahaan oligopolistik menjalin hubungan kesalingbergantungan, yang tidak terjadi antara perusahaan-perusahaan di pasar kompetitif.[3]

1.2    Rumusan Masalah

1.      Apa syarat pemaksimuman keuntungan?
2.      Bagaimana menentukan keuntungan maksimum? 
3.      Bagaimana keseimbangan oligopoli?
4.      Bagaimana memaksimumkan penjualan pasar persaingan oligopoli?
5.      Bagaimana kurva menentukan keuntungan pasar oligopoli?

1.3    Tujuan Penulisan

1.      Untuk mengetahui syarat pemaksimuman keuntungan.
2.      Untuk menjelaskan bagaimana menentukan keuntungan maksimum.
3.      Untuk menjelaskan bagaimana keseimbangan oligopoli.
4.      Untuk menjelaskan bagaimana memaksimumkan penjualan pasar persaingan oligopoli.
5.      Untuk menjelaskan bagaimana kurva menentukan keuntungan pasar oligopoli,





BAB II
PEMBAHASAN


2.1    Maksimisasi Laba

Bisnis atau perusahaan melakukan kegiatan operasional bertujuan untuk memaksimalkan laba dan dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannnya. Setiap perusahaan berusaha untuk meraih keuntungan atau memperoleh laba semaksimal mungkin.
Hal ini dikarenakan laba yang diperoleh digunakan sebagai modal dalam operasional perusahaan selanjutnya. Laba berkaitan dengan empat faktor yaitu demand (kebutuhan), potensial profitmarket (pasar), dan revenue (pendapatan).
Keempat faktor ini menunjang terjadinya opportunities (kesempatan). Maksimisasi laba berarti menekankan pada pemanfaatan barang modal secara efisien. Maksimisasi laba yang perlu diperhatikan adalah:
Ø  Laba Jangka Pendek atau Laba Jangka Panjang
Ø  Jumlah Laba atau Tingkat Laba
Maksimasi merupakan hubungan antara produk-produk. Dalam melakukan kegiatannya perusahaan menghasilkan banyak produk yang dikenal dengan diversifikasi produk[4]. Laba adalah selisih antara penerimaan total (TR) dan biaya total (TC). Penerimaan total adalah jumlah yang diterima dari penjualan produk (PxQ). Biaya total adalah jumlah dari biaya tetap (FC) dan biaya variabel (VC).
Ada beberapa jenis perusahaan yang lebih mengambil laba dengan menekan penjualannya (hasil produksinya), ada pula yang memasukan unsur politik di dalam penentuan tingkat produksi yang akan dicapai. Jadi, setiap perusahaan memiliki kriteria tersendiri dalam memaksimumkan laba yang akan diperolehnya.
Tetapi tidak disangkal lagi setiap perusahaan memilki target dalam pencapaian keuntungan, dan tidak munafik bagi perusahaan bahkan berupaya memiliki target menaikan laba setinggi-tingginya.

2.1.1 Syarat pemaksimuman keuntungan

Di dalam jangka pendek, pemaksimuman untung oleh sutau perusahaan dapat diterangkan dengan dua cara berikut :
1.      Membandingkan hasil penjualan total dengan biaya total. Maka, dengan cara pertama ini keuntungan yang maksimum akan dicapai apabila perbedaan nilai antara hasil penjualan total.
2.      Menunjukkan keadaan di mana hasil penjualan marjinal sama dengan biaya marjinal. Pemaksimuman keuntungan dicapai pada tingkat produksi di mana hasil penjualan marjinal (MR) sama dengan biaya marjinal (MC) atau MR=MC.
Ketika perusahaan-perusahaan dipasar oligopoli masing-masingnya memilih produksi untuk memaksimalkan laba, perusahaan-perusahaan tersebut memproduksi kuantitas hasil lebih besar daripada level yang diproduksi pasar monopoli dan lebih kecil daripada level yang diproduksi oleh pasar kompetitif. Harga oligopoli lebih kecil daripada harga monopoli, tetapi lebih besar daripada harga kompetitif (yang sama dengan biaya marginal)[5].

2.1.2 Menentukan keuntungan maksimum

Untuk menetukan tingkat produksi yang memaksimumkan keuntungan terdapat dua cara yaitu:
1.      Hasil Penjualan Total, Biaya Total dan Keuntungan
Untuk menentukan keadaan tersebut yang perlu dilakukan adalah membandingkan hasil penjualan total dan biaya total pada setiap tingkat produksi dan menentukan tingkat produksi di mana hasil penjualan total melebihi biaya total pada jumlah yang paling maksimum. Keuntungan yang diperoleh dihitung dengan formula sebagai berikut keuntungan = hasil penjualan total – biaya produksi total.
2.      Hasil Penjualan Marjinal, Biaya Marjinal dan Keuntungan
Dihitung berdasarkan formula berikut tambahan untung = tambahan penjualan total – tambahan biaya. Tingkat produksi  MC =MR.

2.2        Keseimbangan dan Maximasi Laba Bagi Perusahaan Oligopoli

2.2.1 Keseimbangan Oligopoli

Perusahaan yang bergerak dalam pasar oligopoli disebut oligopolis (oligopolist). Sebagai produsen, keseimbangan terjadi bila laba maksimum tercapai. Analisis keseimbangan oligopoli tidak menekankan dimensi waktu, melainkan kompetisi. Perusahaan seimbang atau tidak bukan saja dilihat dari kemampuan mengatur output dan harga, tetapi juga kemampuan memprediksi prilaku pesaing. Karena itu oligopolies akan mencapai keseimbangan jika perusahaan dapat melakukan apa yang dapay dilakukan dan tidak mempunyai alasan lagi untuk mengubah jumlah output dan harga. Demikian juga dengan para pesaing. Begitu kompleksnya situasi dalam pasar oligopoli, sehingga para ekonomi mengembangkan beberapa model untuk menganalisi perilaku oligopolis. Sayangnya, tidak ada satupun model yang dapat diterima secara umum sebagai model terbaik.
Sekarang pertimbangkanlah bagaimana jumlah perusahaan-perusahaan di industri ini memengaruhi analisis marginal setiap perusahaan oligopoli. Semakin banyak jumlah penjual, semakin kecil kesadaran setiap penjual akan dampaknya bagi harga pasar. Dengan kata lain, semakin besarnya ukuran pasar oligopoli, besarnya dampak harga akan jatuh. Ketika hanya meninggalkan dampak hasil. Setiap perusahaan dalam pasar oligopoli meningkatkan produksinya selama harga berada di atas biaya marginal. Seiring dengan berkembangnya jumlah penjual dalam pasar oligopoli, semakin cenderung pula pasar tersebut menjadi pasar kompetitif. Harga akan mendekati biaya marginal dan kuantitas yang diproduksi akan mendekati level yang cukup bagi masyarakat[6].

2.2.2 Memaksimumkan Penjualan Pasar Persaingan Oligopoli

Penjualan sering menambah biaya produksi dengan suatu aturan yang sederhana, yaitu meningkatkan mempertahan kan pangsa pasar. Pegangan ini dapat membantu perusahaan oligopoli dalam menetapkan volume penjualan, dengan mengabaikan interdependensi dan reaksi pesaing. Perusahaan hanya melihat peranan skala ekonomi, pertumbuhan, pangsa pasar dan sebagainya.
Aturan-aturan seperti ini dapat meningkatkan output penjualan di mana keuntungan perusahaan maksimum. Memaksimumkan penjualan dapat menurunkan harga penjualan tetapi menaikkan volume output yang dijual lebih.
Tetapi sekali lagi, hasilnya mungkin agak konvensional. Memaksimumkan penjualan dapat menjadi konsisten dengan maksimisasi keuntungan jangka panjang. Inilah yang diharapkan manajer-manajer pada akhir orientasi pertumbuhan perusahaan mereka.
Untuk Meningkatkan penjualan dapat mempengaruhi harga dan kuantitas yaitu :
a.    Pengaruh Output : Karena harga yang ditetapkan lebih tinggi daripada biaya marjinal, maka penjualan lebih banyak akan memperbesar laba.
b.   Pengaruh Harga : Peningkatan produksi akan memperbesar total penjualan, cenderung menurunkan harga dan pada akhirnya akan menurunkan laba.
Maksimasi keuntungan oligopoli dalam menjalankan sistem kerjanya dalam menjalankan kerjanya pasar oligopoli memperoleh maksimasi keuntungan. Perolehan maksimasi keuntungan tersebut diperoleh dari :
a.    Pada tingkat output dan harga dimana dipenuhi kondisi MC = MR
b.   Karena ada saat-saat MR bergerak vertikal maka harga bersifat tetap (rigid) dan cenderung berada pada harga yang ditetapkan pada permulaannya.

2.2.3  Kurva Menentukan Keuntungan Pasar Oligopoli

 

Dalam pasar oligopoly bersaing dalam hal jumlah perusahaan dan perilaku perusahaan tersebut. Adapun kurva dalam menentukan keuntungan pasar oligopoly yaitu :

Kurva laba maksimum dalam pasar oligopoli
Kurva laba maksimum dalam pasar oligopoli
Keterangan:
Misalnya pada mulanya biaya marginal adalah MC0. Untuk memaksimumkan keuntungan MC0 harus sama dengan MR, maka berdasarkan keadaan dalam Gambar 3 keuntungan maksimum dicapai apabila harga adalah Pdan jumlah produksi adalah Q0. Sekiranya terjadi perubahan ke aras biaya produksi, misalkan biaya produksi mengalami kenaikan sehingga menyebabkan kurva biaya marginalnya menjadi seperti yang ditunjukkan oleh MC2. Dari keadaan Gambar 3 dapat dilihat bahwa keuntungan yang maksimum masih akan tetap dicapai oleh perusahaan itu pada ketika harga adalah P0 dan jumlah barang yang diproduksikan adalah Q0. Hanya setelah kurva biaya marginalnya berada diatas MC2keseimbangan untuk memaksimumkan keuntungan akan mengalami perubahan. Dari keadaan dalam Gambar 3 dapat disimpulkan pula bahwa selama perubahan biaya produksi tidak menyebabkan kurva biaya marginal berada di atas MC2 atau di bawah MC1, keseimbangan pemaksimuman keuntungan yang dinyatakan di atas tidak akan mengalami perubahan. Dengan demikian, selama kurva biaya marginal memotong MR diantara titik A1 dan A2 harga dan jumlah produksi perusahaan tidak akan mengalami perubahan.

Berdasarkan kepada analisis di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pasar oligopoli di mana perusahaan-perusahaan tidak melakukan persepakatan di antara mereka, tingkat harga adalah bersifat rigid, yaitu bersifat sukar mengalami perubahan. Ia cenderung untuk tetap berada pada tingkat harga yang telah ditetapkan pada permulaannya.


BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan 
Maksimasi keuntungan oligopoli dalam menjalankan sistem kerjanya dalam menjalankan kerjanya pasar oligopoli memperoleh maksimasi keuntungan. Perolehan maksimasi keuntungan tersebut diperoleh dari :
a.    Pada tingkat output dan harga dimana dipenuhi kondisi MC = MR
b.   Karena ada saat-saat MR bergerak vertikal maka harga bersifat tetap (rigid) dan cenderung berada pada harga yang ditetapkan pada permulaannya.

Dalam pasar oligopoli bersaing dalam hal jumlah perusahaan dan perilaku perusahaan tersebut. Adapun kurva dalam menentukan keuntungan pasar oligopoly yaitu :

Kurva laba maksimum dalam pasar oligopoli
Kurva laba maksimum dalam pasar oligopoli
Pasar oligopoli di mana perusahaan-perusahaan tidak melakukan persepakatan di antara mereka, tingkat harga adalah bersifat rigid, yaitu bersifat sukar mengalami perubahan. Ia cenderung untuk tetap berada pada tingkat harga yang telah ditetapkan pada permulaannya.










[1] Mikro, Tim, Ekonomi., Panduan Praktikum Ekonomi Mikro, Lampung: Program Studi Agribisnis Universitas Lampung, 2013, hlm 61
[2] Karim, Adiwarman A., Ekonomi Mikro Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2014, Edisi Kelima, hlm 202.
[3] N. Grerory Mankiw, Euston Quah, Peter Wilson., Pengantar Ekonomi Mikro, Jakarta: Salemba Empat, 2012, Edisi Asia, hlm 346.
[4] Mikro, Tim, Ekonomi., Panduan Praktikum Ekonomi Mikro, Lampung: Program Studi Agribisnis Universitas Lampung, 2013, hlm 34
[5] N. Grerory Mankiw, Euston Quah, Peter Wilson., Pengantar Ekonomi Mikro, Jakarta: Salemba Empat, 2012, Edisi Asia, hlm 352
[6] N. Grerory Mankiw, Euston Quah, Peter Wilson., Pengantar Ekonomi Mikro, Jakarta: Salemba Empat, 2012, Edisi Asia, hlm 353

1 komentar: