KATA PENGANTAR
Puji
dan Syukur ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini yang berjudul
"KESEIMBANGAN AGREGAT SUPPLY DAN AGREGAT DEMAND", tepat pada waktunya
yang membahas tentang permasalahan yang terjadi dalam ekonomi terutama dalam
Agregat Supply dan Agregat Demand, yang saya sajikan berdasarkan pengamatan
dari berbagai sumber.
Penulis
menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan
Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir
kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Bandar
Lampung, 24 Maret 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah...................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................ 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian AD dan AS................................................................................. 4
2.1.1 Pengertian Agregrat Demand (AD)................................................... 4
2.2.2 Pengertian Agregrate
Supply (AS)Saran .......................................... 4
2.2 Analisis Permintaan Agregat - Penawaran
Agregat (AD-AS)..................... 4
2.3 Keseimbangan
Permintaan Agregat – Penawaran Agregat (AD-AS) ...... 6
2.4 Perubahan Keseimbangan
AD-AS dan Penyebabnya ................................. 7
2.4.1 Efek
Perubahan Kurva Aggregate Demand (Permintaan Agregat).... 8
2.4.2 Efek Perubahan Kurva
Aggregate Supply (Penawaran Agregat........ 9
2.4.3 Efek
Perubahan Serantak Aggregate Demand (Permintaan Agregat) dan Aggregate Suppy
(Penawaran Agregat) ........................................................................ 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 12
3.2 Saran ............................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keseimbangan struktur perekonomian merupakan faktor utama dalam
mencapai sasaran pembangunan dan salah satu ciri strategi pembangunan yang
harus dimiliki Indonesia yang mempunyai potensi sebagian dari sektor pertanian
yaitu kebijaksanaan pembangunan yang menjaga keterkaitan antara sektor
pertanian dengan sektor industri dalam bentuk agroindustri. Paparan ini sesuai
dengan progam jangka panjang pembanguna ekonomi di Indonesia yaitu mewujudkan
struktur ekonomi yang seimbang antara sektor industri dan pertanian.
Perekonomian Indonesia ditinjau dari sudut pandang makro bukan
hanya dipengaruhi oleh perekonomian yang terjadi di dalam negeri namun juga
perekonomian di negara-negara maju serta negara tujuan ekspor karena
Karakteristik Perekonomian Indonesia yang termasuk dalam kriteria
“Small Open Economy ” menyebabkan dinamika yang terjadi dalam
perekonomian global dapat memengaruhi perekonomian domestik. Terjadinya
keseimbangan pasar keuangan nasional dengan pasar keuangan internasional,
sebagaimana negara-negara emerging markets lainnya, memberi tantangan
tersendiri bagi keseimbangan eksternal perekonomian Indonesia. Ruang lingkup
perekonomian dari ekonomi makro lebih luas cakupannya seperti tingkat suku
bunga, inflasi dan nilai tukar rupiah adalah variabel yang mempengaruhi
unsur-unsur di dalam permintaan agregat yang meliputi konsumsi privat,
investasi, pengeluaran pemerintah, ekspor dan impor. Dengan semakin membaiknya
ketiga variabel tersebut, maka permintaan agregat juga akan mengalami
perbaikan. Selain permintaan agregat juga terdapat penawaran agregat yaitu
pasar tenaga kerja dan teknologi atau IPTEK. Agregat demand dan agregat supply
memiliki masing proporsi 50 persen dalam agregat perekonomian Indonesia, sehingga
penanganannya harus seimbang agar perekonomian nasional dapat berkembang seusai
dengan keinginan pemerintah agar masyarakat sejahtera.
Kondisi perekonomian Indonesia di tahun 2012 diperkirakan oleh
banyak pihak sebagai lebih baik daripada beberapa tahun sebelumnya. Economic
outlook yang optimistik dikeluarkan oleh Pemerintah, Bank Indonesia, para
ekonom, serta lembaga internasional. Optimisme itu bersumber dari pencapaian
variable makroekonomi tahun 2010 yang sedikit melebihi harapan, disertai
prediksi kondisi perekonomian dunia yang diyakini akan semakin membaik, setelah
dua tahun sebelumnya terpengaruh oleh krisis keuangan di beberapa Negara maju.
Kondisi perekonomian Indonesia pada tahun 2010 secara umum memang melebihi
harapan target ekonomi, Data yang dikeluarkan BPS baru-baru ini memperlihatkan
perkembangan perekonomian makro yang menuju perbaikan. Peningkatan pun dinilai
berdukungan sumber pertumbuhan yang makin berimbang, diantaranya tercermin pada
peran investasi dan ekspor yang meningkat. Semua di dukung oleh arus masuk
modal asing yang besar, kondisi makroekonomi yang kondusif. Ditengah
perekonomian yang membaik tersebut, pelaku ekonomi masih mengakui akan adanya
beberapa tantangan utama dalam perumusan kebijakan, yaitu aliran masuk modal
asing yang deras, ekses likuiditas yang tinggi, tekanan inflasi yang cenderung
meningkat, efisiensi dan daya saing sektor perbankan yang masih rendah serta
berbagai kendala di sektor riil.Tantangan terkait dengan aliran masuk modal
asing yang deras tidak terlepas dari pemulihan ekonomi global yang terus
berlanjut.
1.2
Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian Permintaan – Penawaran Agregat (AD-AS)?
2.
Bagaimana Analisis Permintaan – Penawaran Agregat (AD-AS)?
3.
Bagaimana Kurva Permintaan Agregat (AD)?
4.
Bagaimana Kurva Penawaran Agregat (AS)?
5. Bagaimana Keseimbangan
Permintaan – Penawaran Agregat (AD-AS)?
1.3
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk mengetahui pengertian Permintaan – Penawaran Agregat (AD-AS).
2. Untuk menjelaskan
bagaimana analisis
Permintaan – Penawaran Agregat (AD-AS).
3. Untuk menjelaskan bagaimana
kurva Permintaan Agregat (AD).
4. Untuk menjelaskan bagaimana kurva
Penawaran Agregat (AS).
5.
Untuk menjelaskan bagaimana keseimbangan
Permintaan – Penawaran Agregat (AD-AS).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Agregrat
Demand (AD) dan Agregrate Supply (AS) [1]
2.1.1 Pengertian Agregrat
Demand (AD)
Istilah Aggregate Demand (Permintaan
Agregat) didefinisikan sebagai tingkat pengeluaran yang akan dilakukan dalam
ekonomi pada berbagai tingkat harga. Dengan demikian arti “permintaan agregat”
adalah sangat berbeda dengan “pengeluaran agregat” karena dalam pengertian
pengeluaran agregat berbeda dengan pengertian permintaan agregat yakni
pengeluaran agregat menggambarkan tentang hubungan antara pengeluaran yang akan
dilakukan dalam perekonomian dengan pendapatan nasional, dalam hubungan
tersebut dimisalkan dengan harga-harga tidak mengalami perubahan. Dengan
demikian kedua konsep tersebut mempunyai arti yang sangat berbeda.
2.1.2 Pengertian Agregrate
Supply (AS)
Istilah Penawaran Agregat (Aggregate
Supply) didefinisikan sebagai jumlah barang dan jasa yang ditawarkan dalam
suatu Negara pada suatu tahun tertentu. Penawaran Agregat meliputi pendapatan
nasional-atau barang dan jasa yang dikeluarkan didalam negeri, ditambah dengan
barang dan jasa yang diimpor.
2.2
Analisis Permintaan Agregat – Penawaran Agregat (AD-AS)
Dari sifat-sifat
Aggregate Demand (Permintaan Agregat) dan Aggregate Suppy (Penawaran Agregat)
diatas dapatlah disimpulkan bahwa analisis AD-AS merupakan analisis
keseimbangan ekonomi negara dalan keadaan harga yang mengalami perubahan.
Analisis tersebut bertujuan untuk melemelengkapi analisis penawaran
agregat-pengeluaran agregat (Y = AE).[2]
Analisis AD-AS merupakan model penentuan
keseimbangan dengan menggunakan pemisahan harga berubah. Dalam analisis AD-AS,
Penawaran Agregat dibedakan atas :
a. Penawaran Agregat
Jangka Pendek ( Short Run Aggregate Supply) atau SRAS.
Kurva SRAS adalah kurva yang terus menerus
melengkung ke atas dan memotong garis tegak pada Yf , kurva AS
semakin tinggi tingkat kenaikannya. Berbentuk horizontal, karena upah dan
harga kaku pada tingkat yang sudah ditentukan sebelumnya. Karena itu,
pergeseran dalam permintaan agregat mempengaruhi output dan kesempatan kerja.
b. Penawaran Agregat
Jangka Panjang ( Long Run Aggregate Supply) atau LRAS.
Dalam
jangka panjang, kurva penawaran agregat berwujud vertical karena output di
tentukan oleh jumlah modal dan tenaga kerja serta ketersediaan teknologi,
tetapi tidak oleh tingkat harga. Karena itu, pergeseran permintaan agregat
mempengaruhi tingkat harga tetapi tidak output atau kesempatan kerja.
Gambar 1. Bentuk
Kurva Penawaran Agregat SRAS dan LRAS[3]
2.3
Keseimbangan
Permintaan-Penawaran Agregat (AD-AS)[4]
Kurva permintaan agregat AD
menggambarkan hubungan di antara tingkat harga dengan barang dan jasa yang akan
dibeli (dalam nilai riil) dalam perekonomian.[5]
Kurva penawaran agregat AS
menggambarkan hubungan di antara tingkat harga dan nilai riil jumlah barang dan
jasa yang ditawarkan dalam perekonomian.[6]
Dari gambar
Keseimbangan Makroekonomi (Kesemimbangan AD-AS) diatas dapat dilihat bahwa
kurva AD dan AS berpotongan di titik E, yang berarti permintaan agregat adalah
sama dengan penawaran agregat pada pendapatan nasional riil sebanyak YE
dan tingkat harga pada Pe. Titik E menggambarkan keseimbangan yang
akan dicapai dalam perekonomian oleh karena perusahaan-perusahaan tidak akan
menambah atau mengurangi output yang diproduksikan dan ekonomi dan kegiatan
ekonomi telah mencapai keadaan yang stabil. Dalam keadaan ini keseimbangan
makroekonomi telah tercapai.
Untuk membuktikan bahwa
titik E adalah titik keseimbangan yang akan menentukan tingkat harga,
pendapatan nasional riil dan kesempatan kerja, perlu diperhatikan keadaan yang
akan berlaku apabila tingkat harga lebih tinggi atau lebih rendah daripada Pe.
Apabila tingkat harga
adalah P0, penawaran agregat adalah Y1 sedangkan
permintaan agregat adalah Y3. Berarti terdapat kelebihan penawaran
sebanyak AB. Kelebihan penawaran agregat ini menimbulkan keadaan deflasi
(penurunan harga) dan tingkat harga merosot sehingga kelebihan penawaran tidak
wujud lagi yaitu di Pe. Sebaliknya, apabila tingkat harga P1
akan berlaku kelebihan permintaan yaitu sebanyak CD. Pada P1
permintaan agregat Y2 sedangkan penawaran agregat hanya sebanyak Y.
kelebihan permintaan ini menyebabkan harga naik sehingga tingkat harga mencapai
Pe, yaitu ketika kelebihan permintaan tidak wujud lagi.
Gambar
2. Keseimbangan Makroekonomi (Keseimbangan AD-AS)
Pada ketika kelebihan
penawaran berlaku, stok barang dalam perusahaan (inventaris) berlebihan dan ini
akan mendorong kepada pengurangan kegiatan ekonomi. Pada keadaan sebaliknya,
yaitu apabila kelebihan permintaan berlaku, perusahaan-perusahaan akan menambah
produksinya dan kegiatan ekonomi berkembang. Hanya pada ketika permintaan
agregat sama dengan penawaran agregat tingkat kegiatan ekonomi tidak mengalami
perubahan dan keseimbangan makroekonomi tercapai.
2.4
Perubahan
Keseimbangan AD-AS dan Penyebabnya.
Keseimbangan permintaan
agregat-penawaran agregat akan selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu
sesuai dengan perubahan dalam keadaan perekonomian. Perubahan yang akan berlaku
dapat dibedakan kepada tiga bentuk, yaitu :
2.4.1 Efek Perubahan Kurva Aggregate
Demand (Permintaan Agregat)
Efek perubahan kurva AD
ditunjukan oleh gambar berikut :
Keseimbangan yang asal
adalah di E0 dan berarti pada mulanya tingkat harga P0
dan pendapatan nasional riil adalah Y0. Kemerosotan pengeluaran
dalam perekonomian (yang disebabkan oleh pengurangan C, I, G atau X) akan
memindahkan AD0 menjadi AD1 akan memindahkan keseimbangan
ke E1 yang menggambarkan tingkat harga telah merosot menjadi P1
dan pendapatan nasional riil berkurang menjadi Y1. Keadaan ini
berarti : output nasional berkurang,
deflasi berlaku, kesempatan kerja merosot dan pengangguran bertambah.
Apakah faktor yang
menimbulkan perubahan dalam permintaan agregat? Menutut pendapat ahli-ahli
ekonomi Klasik, Permintaan Uang ditentukan oleh dua faktor : penawaran uang dan
kelajuan peredaran uang. Dalam keadaan di mana kelajuan peredaran uang adalah
tetap atau stabil, faktor utama yang akan menimbulkan perubahan dalam
permintaan agregat adalah perubahan dalam penawaran uang. Pemerintah mempunyai
peranan yang penting sekali dalam menentukan penawaran uang dan perubahan-perubahannya.[7]
Daripada analisis di
atas dapat dibuat kesimpulan bahwa Perubahan dalam permintaan agregat yang
tidak diikuti oleh perubahan penawaran agregat akan menimbulkan perubahan harga
dan pendapatan nasional riil ke arah yang bersamaan, yaitu : kedua-duanya
meningkat atau kedua-duanya merosot.
Gambar 3. Efek Perubahan Kurva AD atau Kurva AS
2.4.2
Efek Perubahan Kurva Aggregate Supply (Penawaran Agregat)
Gambar
diatas menunjukan perubahan keseimbangan dalam kegiatan perekonomian efek dari
perubahan AS. Keseimbangan asal adalah di E0 dan keseimbangan ini
menggambarkan pendapatan nasional riil Y0 dan tingkat harga P0.
Seterusnya misalkan harga barang impor dan bahan mentah meningkat. Efek dari
perubahan ini kurva AS0 akan bergeser ke AS2 dan
keseimbangan baru dicapai di E2. Berarti, pendapatan nasional riil
merosot menjadi Y2 dan tingkat harga meningkat menjadi P2.
Perubahan ini menggambarkan bahwa kenaikan harga berlaku tetapi pendapatan
nasional riil merosot dan menyebabkan pengangguran meningkat. Keadaan seperti
ini dinamakan stagflasi yaitu
kemunduran dalam kegiatan ekonomi yang diikuti oleh masalah inflasi.
Telah
diterangkan bahwa kemajuan teknologi, perbaikan dalam infrastruktur dan
langkah-langkah pemerintah dalam bidang perpajakan, pemberian izin usaha dan
sikap administrasi pemerintah yang berusaha membantu kegiatan swasta dapat
menimbulkan efek yang menggalakkan ke atas biaya produksi dan akan memindahkan
kurva AS ke bawah / kanan misalnya dari AS0 menjadi AS1.
Peningkatan yang menyeluruh dari efisiensi perusahaan-perusahaan misalnya
sebagai akibat kualitas tenaga kerja yang bertambah baik, juga dapat
menimbulkan efek yang seperti itu. Perubahan tersebut memindahkan keseimbangan
ke E1 yang menggambarkan tingkat harga turun menjadi P1
dan pendapatan nasional riil bertambah menjadi
Y1. Keadaan ini berarti pula bahwa kesempatan kerja bertambah
dan pengangguran menurun.
Kesimpulannya
bahwa analisis mengenai perubahan kurva penawaran agregat AS menunjukan bahwa
perubahan tersebut akan mengakibatkan perubahan harga dan pendapatan nasional
riil ke arah yang bertentangan. Sebagai contoh, pergeseran AS ke atas
menyebabkan tingkat harga naik dan pendapatan nasional riil turun.
2.4.3
Efek Perubahan Serantak Aggregate Demand (Permintaan Agregat) dan Aggregate Suppy (Penawaran
Agregat)
Gambaran yang lebih
realistic mengenai keadaan yang berlaku dalam perekonomian adakalanya meliputi
perubahan dalam kedua kurva yaitu AD dan AS, secara berurutan. Dua contoh
digambarkan dalam Gambar 3. Gambar (d) menunjukkan perubahan kurva AS yang
diikuti oleh pergeseran kurva AD kekiri, dan gambar (e) menunjukkan perubahan
kurva AS yang diikuti oleh pergeseran kurva AD ke kanan.
Terlebih dahulu
perhatikan gambar (d). Keseimbangan asal di E0 (berarti harga P0
dan pendapatan nasional riil adalah Y0). Kenaikan harga minyak dan
berbagai bahan mentah impor akan mengalihkan kurva AS menjadi AS1.
Efek awal dari perubahan ini adalah harga naik menjadi P1 dan
pendapatan nasional riil menjadi Y1. Perubahan ini akan mengurangi
tingkat kesempatan kerja serta pendapatan riil rumah tangga. Perubahan ini
selanjutnya akan mengurangi permintaan agregat, misalnya dari AD menjadi AD1.
Maka pada akhirnya keseimbangan yang baru adalah di E2. Pada
keseimbangan ini tingkat harga adalah P2 dan pendapatan nasional
riil adalah Y2.
Seterusnya perhatikan pula gambar
(e). Misalkan pemerintah melakukan langkah-langkah untuk memperbaiki
infrastruktur, menurunkan berbagai pajak yang harus dibayar
perusahaan-perusahaan dan melakukan berbagai tindakan yang menggalakan
perkembangan kegiatan swasta. Tindakan seperti ini mengalihkan kurva AS
kebawah/kekanan, misalnya dari AS menjadi AS1. Efek dari perubahan
ini keseimbangan berubah dari E0 menjadi E1. Berarti,
tingkat harga turun dari P0 menjadi P1 dan pendapatan
nasional riil meningkat dari Y0 menjadi Y1. Peningkatan
pendapatan nasional akan menambahkan kesempatan kerja. Selanjutnya pertambahan
kesempatan kerja akan meningkatkan permintaan agregat, misalnya dari AD menjadi
AD1. Keseimbangan makroekonomi yang baru dicapai di E2
yang menggambarkan tingkat harga telah menjadi P2 dan pendapatan
nasional riil adalah Y2.
Gambar 4. Efek Perubahan Kurva AD atau Kurva AS
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kurva permintaan agregat
AD dibentuk oleh keseimbangan Y = AE yang berlaku pada tingkat harga yang
berbeda. Dalam perekonomian pengeluaran agregat meliputi AE = C + I + G+ (X –
M). Dengan demikian kurva AD dibentuk oleh nilai AE pada berbagai tingkat
harga. Kurva AD menurun ke bawah, dari sisi kiri ke arah kanan, dan berarti
semakin rendah harga semakin besar permintaan agregat. Sifat yang demikian
disebabkan oleh faktor-faktor berikut : (1) pendapatan riil dan konsumsi rumah
tangga meningkat apabila harga turun, (2) semakin stabil harga-harga, semakin
rendah suku bunga dan menyebabkan investasi meningkat, dan (3) harga yang
semakin rendah akan menambah ekspor dan mengurangi
impor perubahan-perubahan dalam komponen pengeluaran agregat, yaitu
C,I,G,X dan M akan menggeser kurva AD. Kurva AD akan bergeser ke kanan apabila
C, I, G, dan X (masing-masing atau gabungannya) bertambah, dan akan bergeser ke
kiri apabila M bertambah. Kenaikan S dan T juga akan menggeser AD ke kiri.
Dalam analisis AD-AS,
kurva penawaran agregat AS berbentuk melengkung ke atas dari kiri ke kanan.
Kurva AS seperti ini berbeda dengan yang selalu digambarkan berdasarkan teori
klasik (yaitu tegak lurus pada pendapatan nasional yang dicapai pada kesempatan
kerja penuh) dan yang digambarkan berdasarkan teori keynes (yaitu berbentuk huruf
L yang dibalikkan arahnya) bentuk kurva AS yang melengkung ke atas tersebut
didasarkan kepada dua teori dalam analisis teori mikro ekonomi (yaitu teori
biaya produksi dan teori pasaran tenaga kerja) dan hasil dari studi empirikal.
Keseimbangan pendapatan
nasional, yang dalam analisis AD-AS dinamakan juga sebagai keseimbangan
makroekonomi, dicapai apabila kurva AD berpotongan dengan kurva AS.
Keseimbangan ini akan menentukan tingkat harga yang berlaku dalam perekonomian
dan pendapatan nasional riil yang akan diwujudkan. Keseimbangan ini akan
mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Secara analisis, perubahan
keseimbangan itu dapat disebabkan oleh tiga faktor, yaitu: perubahan AD saja,
perusahaan AS saja, dan perubahan serentak atau secara berturutan dalam AD dan
AS.
3.2 Saran
Penulis menyadari
sepenuhnya dalam penyusunan makalah ini banyak kelemahan dan kekurangan,
sehingga diharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan pemahaman
yang penulis dapatkan dalam pembuatan tugas-tugas lain.
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono., MAKROEKONOMI,
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2016
Sukirno, Sadono., Makroekonomi
modern, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2012
Ir. Adiwarman A. Karim, S.E.,
M.B.A., M.A.E.P, Ekonomi Makro Islami, Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2014
http://trisnatrichy.blogspot.co.id/2013/03/keseimbangan-agregat-demand-ad-agregat.html, diakses pada 17 Maret 2017 pukul 16.00
http://rista20imut.blogspot.co.id/2014/04/keseimbangan-penawaran-agregat-dan.html,
diakses pada 17 Maret 2017 pukul 16.10
http://nanangwest.blogspot.co.id/2013/01/ad-as.html,
diakses pada 17 Maret 2017 pukul 16.20
http://ilmu-pengetahuan-apa-saja.blogspot.co.id/2016/03/bab-i-pendahuluan-1.html,
diakses pada 17 Maret 2017 pukul 16.35
http://sultonhabib.blogspot.co.id/2013/04/keseimbangan-ad-as_4473.html,
diakses pada 17 Maret 2017 pukul 16.45
http://annisanurhikmayati.blogspot.co.id/2017/01/keseimbangan-ad-as.html,
diakses pada 17 Maret 2017 pukul 17.00
[1] Sukirno, Sadono., MAKROEKONOMI, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2016 hlm 227
[2] Ibid, hlm 228
[3] Ibid, hlm 235
[4] Ibid, hlm 251
[6] Ibid. hlm 82
[7] Ibid, hlm 248
Ada buku dari sadono sukirno engga, kalau ada boleh minta pdf nya?
BalasHapusIzim copy paste
BalasHapus